Loading…

Konseling Sufistik-Narrative Therapy Melalui Literasi Karya K.H.R. As’ad Syamsul Arifin Untuk Mengurangi Social Phobia dalam Moderasi Dakwah Santri

Tujuan Penelitian: untuk membantu social phobia yang kerap dialami para santri yang akan berhenti belajar di pesantren. Para santri sering cemas memikirkan langkah-langkah dakwah apa yang akan ditempuhnya di tengah-tengah masyarakat kelak.Metode Penelitian: dengan pendekatan konseling sufistik-narra...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published in:Consilium 2022-06, Vol.9 (1), p.36-47
Main Author: Arifin, Samsul
Format: Article
Language:English
Subjects:
Online Access:Get full text
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Tujuan Penelitian: untuk membantu social phobia yang kerap dialami para santri yang akan berhenti belajar di pesantren. Para santri sering cemas memikirkan langkah-langkah dakwah apa yang akan ditempuhnya di tengah-tengah masyarakat kelak.Metode Penelitian: dengan pendekatan konseling sufistik-narrative therapy kepada 20 santri Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Tahapannya, menggunakan konseling kelompok yaitu tahap awal, transisi, kerja, dan akhir.Hasil Penelitian: Konseling sufistik-narrative therapy dapat membantu para santri dalam mendekonstruksi cerita-cerita dominan mereka yang pesimistik menjadi terciptanya narasi baru yang lebih optimistik, sufistik, dan moderat dalam berdakwah. Melalui kegiatan pendampingan literasi, para santri didorong memiliki kemampuan dalam memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan teks-teks kitab Kiai As’ad dalam menjawab problematika kehidupan nyata mereka. Para santri mampu menggali kisah-kisah wali songo dan kiai-kiai tempo dulu yang memiliki kepribadian sufistik yang santun dan ramah. Kemudian diimplementasikan dengan pendekatan dakwah yang mudah dipahami dan tindakan nyata (social model), akrab penuh kekeluargaan (silaturrahim), terbuka dan terdapat ikatan yang menguatkan (organisasi dan ritual), serta pengkaderan yang berkembang dan berkesinambungan.Kesimpulan: Model konseling sufistik-narrative therapy membantu social phobia yang dialami para santri yang akan berhenti mondok. Beberapa cerita mereka yang pesimistik dalam rencana dakwah berubah menjadi lebih optimistik menyongsong masa depan.Implikasi: Tulisan ini berkonstribusi untuk pengembangan pendekatan teori-teori konseling dan bimbingan konseling Islam; terutama dalam mengintegrasikan teori konseling sufistik dengan konseling narrative-therapy.
ISSN:2338-0608
2654-878X
DOI:10.37064/consilium.v9i1.11550